Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kesehatan. Tampilkan semua postingan

Efek Negatif Main Hp Di Daerah Gelap

Cukup banyak orang yang terbiasa memainkan ponselnya sebelum tidur meskipun lampu kamar sudah dimatikan. Memang, cahaya dari layar ponsel yang cukup terang bisa menciptakan kita bisa melihat banyak sekali goresan pena atau gambar pada ponsel dengan jelas, namun, berdasarkan pakar kesehatan, kebiasaan memainkan ponsel di daerah gelap ternyata bisa menimbulkan banyak sekali problem kesehatan ini.



1. Menyebabkan kerusakan retina mata

Layar ponsel bisa memancarkan sinar biru yang termasuk dalam high-energy visible light. Gelombang sinar ini cenderung pendek namun mempunyai tingkat energi yang sangat kuat.

Paparan sinar biru ini ternyata bisa menembus hingga belahan dalam mata sehingga jikalau kita kerap memainkan ponsel di daerah gelap, dikhawatirkan bisa menimbulkan kerusakan retina mata dalam jangka panjang.

2. Gangguan tidur

Jika kita cermati, rasa kantuk kita cenderung hilang ketika kita asyik memainkan ponsel sebelum tidur. Hal ini disebabkan oleh paparan sinar biru ponsel yang bisa menurunkan kadar hormon melatonin dengan drastis. Padahal, hormon inilah yang bisa menciptakan kita mengantuk dan mengendalikan siklus tidur dan berdiri tidur.


Dengan memainkan ponsel di daerah gelap, khususnya sebelum tidur, kita akan mengalami gangguan tidur dan jadinya tidak bisa mendapat waktu tidur yang berkualitas. Kondisi ini bisa berimbas pada badan yang gampang lesu, mengantuk, hingga menimbulkan datangnya penyakit lantaran menurunnya sistem kekebalan tubuh.

3. Berbahaya bagi kesehatan otak

Kurang tidur akhir kerap memakai ponsel sebelum tidur ternyata bisa memicu penurunan daya ingat dan fungsi kognitif otak dengan signifikan.

4. Menyebabkan depresi

Kerap terpapar sinar biru ternyata bisa menciptakan kita lebih rentan terkena depresi.



references by rakyatku
photos by netdoctor

Dampak Negatif Sering Menatap Smartphone & Komputer

Ahli kesehatan mata dr Nina Asrini Noor menyampaikan penggunaan gawai menjadi salah satu penyebab terbesar meningkatnya tren sindrom mata kering di Indonesia.
"Sindrom mata kering atau 'dry eye syndrome' yaitu kondisi mata yang mengalami kekurangan cairan akhir air mata yang gampang menguap atau produksi air mata terlalu sedikit," kata beliau dalam sebuah obrolan di Surabaya.

Dia mengemukakan, berdasarkan laporan dari US National Library of Medicine National Institute of Health (NCBI), sekitar 60 juta orang di dunia mengalami mata kering. Di Indonesia sendiri prevalensi mata kering pada 2017 mencapai 30,6 persen dari jumlah penduduk.

"Penyebab sindrom mata kering sebetulnya beragam, mulai dari usia, faktor lingkungan menyerupai bubuk dan asap rokok, riwayat operasi mata, penyakit autoimun dan diabetes, penggunaan obat tertentu menyerupai tetes mata, dan kegiatan penggunaan komputer atau gawai," ucapnya.

Namun, penggunaan gawai apalagi dalam waktu yang usang dan kurang tepat, tanpa disadari menciptakan mata menjadi lelah, perih, dan gatal, yang sanggup mengakibatkan gangguan yang akan berdampak serius pada kesehatan mata.

"Sayangnya, banyak orang kurang menyadari gejala-gejala ini yaitu gangguan yang harus ditangani segera. Apalagi dari pasien yang terdeteksi terkena sindrom mata kering ini, 40 persennya tidak mencicipi gejala," kata dia.

Beberapa ciri-ciri mata kering menurutnya sanggup dirasakan mata mengganjal, sering berair, mata merah, terasa kering, berasa berpasir, kotoran mata hingga terasa lengket.

Penanganan mata kering, lanjutnya, diubahsuaikan jenisnya. Di usia muda dan lanjut jenisnya berbeda dan derajatnya apakah masih ringan, sedang atau berat.


"Terapi mata kering sanggup dilakukan dengan tetes mata, bervariasi jenisnya. Sementara untuk tindakannya tidak lazim bagi masyatakat umum, alasannya yaitu air mata kering juga konsepnya tidak sederhana sistemnya," tuturnya.

Sementara itu, Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Jawa Timur dr Ismi Zuhria SpM mengungkapkan kunjungan pasien dengan sindrom mata kering di RSUD Dr Soetomo tempatnya praktik mencapai 50 persen.

Ia menjelaskan, kondisi sindrom mata kering yang berat biasanya permukaan bola mata sanggup hingga rusak dan menganggu penglihatan. "Pasien saya banyaknya wanita alasannya yaitu dipengaruhi hormonal, obat-obatan yang digunakan juga sanggup mempengaruhi," katanya.

references by okezone
foto by sciencefriday